Setelah gedung Laboratorium Terpadu Fakultas Teknik selesai pembangunannya, kini gedung Laboratorium Terpadu Sains FMIPA mulai digarap pembangunannya bersama gedung dekanat FMIPA yang sempat terbakar di kampus Ketintang. Selain itu, saat ini di kampus Lidah juga sedang dibangun gedung rektorat baru Unesa yang akan terintegrasi dengan perpustakaan di depan danau kampus Lidah dan gedung pusat kegiatan mahasiswa (student centre) yang berada di kompleks Sport Science Fitness Centre (SSFC) dan kolam renang Unesa.
Seperti telah diberitakan sebelumnya Unesa akan mendapat dana sebesar IDR 392 milyar dengan rincian IDR 300 milyar dari IDB dan IDR 92 milyar dari GOI (Goverment of Indonesia). Dengan dana IDB IDR 300 miliar Unesa akan membangun e-learning yang mampu jadi tuan rumah/pusat pengembangan untuk 6 PT lain dari anggota 7 in 1 IDB, melatih staf (dosen dan karyawan), menyediakan peralatan (equipment), serta membangun 6 gedung yakni (1) gedung Laboratorium Sains 4 lantai, (2) gedung Laboratorium Teknik dan Kewirausahaan, (3) gedung perpustakaan 6 lantai, (4) gedung CPD 9 lantai, (5) gedung Student Center 4 lantai, dan (6) gedung perkuliahan Fakultas Seni dan Desain 4 lantai. Sementara itu, dana GOI IDR 92 milliar akan digunakan untuk pembangunan satu gedung (gedung PAUD dan PLB 4 lantai), insfrastruktur pendukung, penyediaan furnitur, pengembangan kurikulum, pembelian buku dan jurnal, dan pemberian hibah penelitian.
“Insyaallah, menurut dokumen MoM, Oktober 2013 program akan mulai ancang-ancang implementasinya,” ungkap Much Khoiri, tim task force IDB Unesa. Direncanakan, pembangungan gedung lebih intens dimulai pada 2015 dan selesai pada 2016. Sisa waktu yang ada untuk melengkapinya dengan infrastruktur pendukung dan mengisi gedung-gedung tersebut dengan peralatan, furnitur, dan penyediaan kurikulum, buku dan jurnal, dan sebagainya. “Saat ini tugas Unesa adalah mengawal dengan benar agar program yang akan berjalan selama 48 bulan (4 tahun) itu selamat sampai tujuan. Kami sebagai task-force kini masih harus menyediakan data-data yang diperlukan untuk implementasi,” tambahnya.
Tujuh kampus yang tergabung dalam 7 in 1 IDB dan akan mendapat bantuan serupa dari IDB bersama Unesa adalah Universitas Tanjungpura (Untan), Universitas Lambung Mangkurat (Unlam), Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Universitas Sam Ratulangi (Unsrat), Universitas Negeri Gorontalo (UNG), dan Universitas Syiah Kuala (Unsyiah). (mk/byu)
Selain Bulan Bahasa, Oktober identik dengan sumpah pemuda. Betapa tidak, 85 tahun silam putra-putri Indonesia menyatakan bertanah air satu, tanah air Indonesia dan berbangsa satu, bangsa Indonesia. Menyadari pentingnya terus membangun kesadaran berbangsa dan bernegara dalam naungan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), Kementerian Dalam Negeri (Kemdagri) melalui Dirjen Kesbangpol bersama Lembaga Transformasi (Letram) mengadakan seminar bertajuk “Meneguhkan wawasan kebangsaan dalam upaya menjaga persatuan dan kesatuan NKRI” di Ballroom Kapas Krampung Plaza.
Kemdagri pun kemudian mengajak Unesa untuk berperan aktif dalam memberi pengertian kepada masyarakat multikultural khas perkotaan seperti kota metropolitan Surabaya ini. Unesa pun menugasi Andik Yulianto, pakar semiotika politik yang juga dosen bahasa Indonesia. Dalam paparannya, Andik Yulianto, dosen Unesa yang diundang untuk memberikan pandangannya di hadapan warga multikultural di wilayah Surabaya siang itu (11/10) menyatakan bahwa masyarakat Indonesia harus makin toleran dengan perbedaan. “Kita terdiri atas beraneka ragam suku bangsa, agama, dan budaya. Satu daerah dengan daerah lain memiliki adat-istiadat yang berbeda. Terlebih beberapa tahun ke depan, kita akan memasuki era global. Orang-orang dari negara lain pun turut meramaikan pasar Indonesia. Karena itu, mari kita jaga kecintaan terhadap negeri ini dengan terus menjaga persatuan dan kesatuan bangsa,” ucapnya.
Selain, pakar semiotika politik dari Unesa itu, seminar Kepemudaan Kemdagri itu juga diisi pandangan dari Robian Arifin, Ketua KPU Kota Surabaya yang memaparkan tentang partisipasi politik segenap masyarakat Indonesia menjelang pemilu 2014. “Warga negara yang baik ialah warga negara yang menggunakan hak politiknya karena di situlah sesungguhnya sikap kita untuk turut menentukan nasib dan masa depan bangsa,” ujarnya. (Byu)
Sumber: Berita Unesa