Selasa, 03 September 2013

PRAKONDISI PPG UNESA BAGI SM-3T DAN INDONESIA MENGAJAR


Pendidikan Profesi Guru (PPG) Unesa siapkan 192 peserta SM3T angkatan ke-3 dan Jatim Mengajar angkatan ke-1 melalui pembekalan prakondisi. Mereka dibekali tentang ketahanan hidup, kekuatan mengajar, kemampuan bermasyarakat, dan kreativitas keguruan. Kegiatan prakondisi itu dilaksanakan di Komando Pendidikan Maritim Gunung Sari Surabaya. Kegiatan tersebut terselenggara atas kerjasama Universitas Negeri Surabaya, Dikti, YDS, dan difasilitasi oleh Kodikmar Gunung Sari Surabaya, Minggu (01/09).




“Kegiatan ini berlangsung selama 12 hari mulai tanggal 01--12 September 2013. Program SM3T merupakan program yang sangat bagus yang diluncurkan oleh Dikti dengan tujuan untuk mempercepat kemajuan di bidang ilmu pendidikan serta membekali peserta supaya dapat mengembangkan kemampuannya dalam mengajar, terlebih peserta SM3T ini merupakan orang-orang pilihan yang siap mengabdi untuk kemajuan pendidikan Indonesia," tutur Prof. Dr. Hj. Luthfiyah N., M.Pd, ketua PPG Unesa di sela-sela penyampaian laporannya. Peserta SM3T angkatan ke-3 berjumlah 192 orang yang seharusnya 206 orang. Banyak peserta yang berguguran dengan berbagai alasan, mulai sakit rawat inap, tidak diizinkan orangtua, bahkan sampai ragu-ragu. Program Jatim Mengajar terlaksana berkat kerjasama Yayasan Dana Sosial al Falah (YDSF). "Untuk program Jatim Mengajar, peserta yang lolos hanya 7 orang, dengan penempatan Ponorogo, Madiun, dan Lamongan,” tambah Bu Lutfi, begitu panggulannya.

Sempat hadir pula pembina Yayasan Dana Sosial al Falah yaitu Prof. Mahmud Zaki, MSc. Dalam pembukaan kegiatan tersebut, Prof. Dr. Muchlas Samani menjelaskan, ada 3 hal dalam yang perlu diingat oleh para peserta terutama SM3T. Pertama, sebagai jendela untuk anak-anak di tempat SM3T (menyampaiakn informasi yang belum mereka ketahui), kedua, sebagai jendela bagi peserta SM3T karena dapat mengetahui kondisi pendidikan saat ini, ketiga, sebagai perekat bangsa (mengenalkan bangsa Indonesia pada peserta lain). "Ketiga hal itu harus dijalankan simultan,” tutur rektor Universitas Negeri Surabaya ini di saat pembukaan prakondisi peserta.

“Saya terpanggil dengan kondisi pendidikan saat ini. Saya ingin mengabdi di dunia pendidikan," ujar Agung Subekti, alumni Unesa Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia itu. Agung Subekti siap ditempatkan di mana pun. "Harapan saya pribadi, para peserta SM3T yang telah selesai menjalankan misinya alangkah lebih baik ditempatkan kembali ke daerah tersebut supaya mereka dapat total di sana,” tutur Agung Subekti pria asli Sidoarjo yang S-1 angkatan 2007 ini.(rudi/syt)