Rabu, 09 Januari 2013

UNESA MENUJU INSAN BERKRAKTER

“Dengan karakter mampu membangun bangsa, dengan karakter menciptakan insan lebih berbudaya dan dengan karakterlah jati diri akan terbentuk menjadi pribadi yang lebih mandiri.”


Itulah pentingnya pendidikan berkarakter yang kini sedang gencar-gencarnya diterapkan pada pendidikan di Indonesia. Maka, tengoklah negara seberang yang telah menjadi kiblat pemikiran. Kesuksesan mereka tak dapat lepas dari pendidikan karakter yang sukses diterapkan sejak dini. Misalnya saja Hongkong dan Cina. Sekilas pada keduanya tidak terdapat perbedaan yang menonjol karena sama-sama berasal dari ras yang sama, akan tetapi keduanya memiliki perbedaan yang signifikan yakni dapat dilihat melalui perilaku dan budayanya masing-masing. Perbedaan itulah yang dapat dipakai sebagai penunjuk identitas bangsa.


Film dokumenter dari perilaku orang di bandara Dubai, mengantarkan kita pada sebuah realitas antara butiran pasir, buriran gula dan kristal. Ketiganya sama-sama menjadi sesuatu yang sukar dibedakan, akan tetapi masing-masing memiliki hal ikhwal yang telah menjadi karakterisitik. Dengan kata lain, film dokumenter dari perilaku orang di Dubai memperlihatkan sekumpulan kelompok dari berbagai etnik seperti Arab, bangsa barat, Cina dan sebagainya. Semua etnik memiliki keragaman budaya, namun ternyata mereka mampu membentuk karakternya sehingga dengan melihatnya saja mampu membedakan daerahnya. Melalui Pembentukan karakter mereka juga dapat berkontribusi untuk negaranya.
Rekam jejak kondisi negara-negara di atas merupakan aktualisasi untuk diri kita, bahwa pendidikan berkarakter itu perlu dan penting. Melalui pendidikan berkarakter kita mampu membentuk masyarakat yang lebih berbudaya. Inilah yang melatarbelakangi mengapa pendidikan berkarakter penting sehingga sesuai dengan tema Dies-Natalis Universitas Negeri Surabaya yang ke-48 kali ini, yaitu “Membangun insan yang berkarakter menuju masyarakat madani”.

Prof. Dr. Muchlas Samani, M.Pd. bersama reporter SBO pada acara Safari Pendidikan di Bulan Ramadhan
 (23 Juli - 9 September 2012) di Gedung Rektorat Kampus Ketintang Unesa.

Seiring dengan bertambahnya usia Unesa yang ke-48, Unesa siap membentuk karakter generasi bangsa yang berbudaya dan berorientasi ke depan. Sebagai lembaga pendidikan tinggi keguruan, Unesa terus melangkah menuju lebih baik. Hal itu dibuktikan dengan beberapa target yang sudah berjalan dengan semestinya, seperti tenaga akademis yang semakin profesionalitas dan beberapa pembangunan yang sedang berjalanan.

Rektor Unesa, Prof. Muchlas Samani, M.Pd. mengatakan bahwa untuk memajukan Unesa ke kelas yang lebih tinggi butuh beberapa tahapan. “Setidaknya ada tiga tahapan yang dibutuhkan Unesa untuk naik kelas. Tahapan itu yang pertama adalah menetapkan bahwa jumlah bukan menjadi kebutuhan utama, tapi mutulah yang menjadi utama. Kedua, Unesa tidak berebut di level bawah, artinya pengembangan mutu dititikberatkan pada S2 dan S3. Ketiga, Unesa harus mampu bergerak di bidang go internasional” ujar rektor Unesa tersebut.

Unesa yang kini sudah menjalin kerjasama antar negara-negara maju seperti Jepang, Australia dan Belanda menargetkan ke depannya mulai dari pembangungan hingga tenaga akademisi bisa berjalan seimbang mulai dai profesionalitas, kinerja hingga penanaman karakter berbudaya.

Untuk target, ada beberapa target yang akan dituju Unesa pada tahun depan. Diantaranya adalah perapian kampus, pendalaman bidang akademik, dan pemfokusan pada soal UAS. Yang dimaksud pendalaman bidang akademik yakni ada program lama yang akan diberlakukan kembali dengan teknik baru untuk kemudian diefektifkan kembali. Program tersebut adalah Teaching Grand. Jadi setiap dosen akan difasilitasi untuk membeli buku sebagai bahan ajar, yang kemudian diminta untuk membuat hand out untuk di upload di web. Program ketiga adalah soal UAS yang digunakan dosen wajib diupload, dengan begitu mutu perkuliahan akan dapat dilihat dan dinilai oleh banyak orang. Hal itu akan berindikasi, jika soalnya tidak bermutu maka tentunya secara tidak langsung dosen akan malu. Sedangkan untuk fisik kampus, bukan menjadi hal yang sukar sebab kini Unesa sudah berkerjasama dengan berbagai pihak dan lembaga

“Saya masih yakin, hingga tahun 2017 fasilitas-fasilitas yang ada di Unesa tidak dapat diragukan lagi. Pembangunan itu mudah, tapi untuk menata tiap orang itu butuh waktu”, tambah Muchlas.

Selain itu, Muchlas berharap pada dies-natalis ke-48 kali ini seluruh civitas akademika bisa menjadi pribadi lebih baik lewat kesadaran diri terhadap lingkungan (Putri/Herfiki/Humas).

Tingkatkan Refleksi Keilmuan untuk Seluruh Sivitas Akademika

"Membangun Insan Berkarakter Menuju Masyarakat Madani” itulah tema Dies Natalis kali ini. Tema yang syarat akan makna itu, mengantarkan Unesa memasuki usia ke empat puluh delapan. Usia yang cukup matang untuk dikatakan semakin dewasa. Untuk memperingati hari jadi Unesa, beragam perlombaan dan pagelaran sebagai ucap syukur telah digelar beragam kegiatan untuk memperingatinya. Tidak hanya melibatkan kalangan sivitas akademika, akan tetapi Unesa telah menyentuh seluruh lapisan masyarakat.

Sesuai dengan tema Dies Natalis Unesa ke-48, dengan menuju masyarakat madani merupakan wujud terciptanya masyarakat yang mandiri. Seperti yang diketahui, masyarakat madani lahir dari proses penyemain demokrasi, sehingga ada relasi antara tatanan norma dengan penguasaan teknologi yang syarat akan adab. Sehingga ada tujuan khusus dari Dies Natalis Unesa kali ini yakni menciptakan kalangan civitas akademika menjadi masyarakat yang menjunjung tinggi norma, nilai-nilai dan hukum yang kini telah ditopang oleh penguasaan tehnologi yang beradab, beriman maupun berilmu.

Sebelum terciptanya masyarakat madani, Unesa telah menggalakan beberapa kegiatan pembentukan karakter. Beberapa kegiatan yang menciptakan terbentuknya karakter itu perlahan demi perlahan telah melewati setapak jalan menuju penerangan. Demi membentengi moralitas seluruh sivitas akademika agar tidak terpengaruh hal-hal yang negative maupun menjadi pribadi yang tak terkendali.

Harapan yang besar tentunya harus dimbangi dengan perubahan nyata. tidak cukup melangkah diusia dewasa, tapi perlu adanya pengembangan kedewasaan menuju kejayaan Unesa. sehingga pada tahun yang akan datang Unesa memiliki tanggungjawab yang besar terhadap pengembangan pendidikan karakter yang telah menjadi tujuan Unesa saat ini. Oleh sebab itu, kedepannya, Prof. Setya Yuwana selaku ketua Dies Natalis Unesa ke-47 kali ini berharap Unesa terus meningkatkan refleksi keilmuan untuk seluruh sivitas akademika. Pihaknyapun berharap, Unesa dapat menciptakan masyarakat madani sesuai dengan tema dies yang syarat akan makna itu.

Ketua Dies Natalis ke-47 yang juga menjabat sebagai Dekan Fakultas Bahasa dan Seni ini juga menginginkan sebuah inovasi baru di tahun depan. Jika tahun ini beragam kegiatan perlombaan, seminar, diskusi ilmiah, menjalin hubungan baik antar masyarakat, bakti sosial dan berbagi sesama telah dilaksanakan. Maka, pihaknya berharap dengan mengusulkan program ditahun depan yakni diadakannya seminar yang dapat dibanggakan dari setiap fakultas. (Ari/Putri/Humas)